Mencoba mengutak atik laporan akhir tahun sebuah instansi, menghasilkan urutan peringkat yang cukup menarik.  Walaupun peringkat tersebut belum tentu dapat mencerminkan kinerja secara keseluruhan, tetapi paling tidak data tersebut dapat berbicara sesuatu.  Salah satunya dapat digunakan untuk mengevaluasi perencanaan anggaran yang dilakukan dan menilai kemampuan eksekutor menggunakan anggaran tersebut untuk menghasilkan target kinerja yang telah ditetapkan.

Berdasarkan kriteria realisasi fisik dan realisasi keuangan, dapat ditentukan urutan peringkat dari para eksekutor setiap unit organisasi.  Metoda penentuan peringkat  dapat dipertimbangkan antara pilihan menggunakan realisasi fisik sebagai patokan utama, dan realisasi keuangan menjadi patokan kedua.  Atau juga bisa menggunakan nilai gabungan antara realisasi fisik dengan realisasi keuangan.  Berdasarkan simulasi, kedua metoda tersebut akan menghasilkan urutan yang berbeda. 

Realisasi fisik dapat digunakan untuk menilai kemampuan eksekutor dalam merealisasikan rencana, yang didalamnya tentu saja berperan kualitas perencanaan yang sudah dilakukan.  Sedangkan realisasi keuangan dapat secara spesifik digunakan untuk menilai kualitas perencanaan anggaran yang dilakukan.  Sepertinya gabungan kedua nilai tersebut terasa lebih mewakili, karena selain dapat menilai ouput yang dihasilkan, sekaligus dapat menilai kualitas perencanaan anggaran yang sudah dilakukan.

Ibarat sebuah pertandingan, diharapkan dengan diberi urutan peringkat realisasi kegiatan, para pihak eksekutor di setiap unit organisasi akan berkompetisi untuk memperoleh hasil yang terbaik.  Tujuan yang ingin dicapai adalah terpacunya peningkatan kinerja disetiap unit organisasi.  Supaya lebih valid dan berkeadilan, diperlukan adanya formulasi baku dalam pemberian peringkat tersebut yang dilakukan secara berkala setiap satu tahun.  


Untuk penilaian kinerja suatu unit organisasi secara menyeluruh, tentu saja tidak cukup hanya menggunakan parameter realisasi fisik dan realisasi keuangan.  Banyak parameter lain yang harus dinilai, mulai dari disiplin, prakarsa, loyalitas dan masih banyak parameter yang lainnya.  Tetapi masalahnya parameter-parameter tersebut tidak  mudah untuk diperoleh dan unsur subjektifitas bisa terlibat didalamnya.  Sehingga untuk alasan kepraktisan, penggunaan angka realisasi fisik dan keuangan lebih masuk akal karena data tersebut mudah didapat dan tersedia secara berkala.